Check-in di hari Jumat, dan check-out di hari Senin dengan status sudah bercerai.
VIVAnews - Proses perceraian yang panjang, tak hanya menguras uang, tapi juga menyita waktu dan pikiran. Di tengah permasalahan ini, muncul sebuah program yang menawarkan jasa perceraian kilat di sejumlah hotel mewah.
'Divorce Hotel' nama program itu. Sejak diluncurkan di 20 hotel di Belanda, program ini telah menarik minat 17 pasangan bermasalah. Sebanyak 16 pasangan berhasil menggenggam surat cerai setelah menginap selama tiga hari. Hanya satu pasangan yang gagal.
Jim Halfens, penggagas program ini, mengatakan, semua proses perceraian melibatkan tim profesional yang terdiri dari psikolog dan pakar hukum. Mulai dari penyelesaikan harta gono-gini, hak asuh anak, hingga penentuan biaya bulanan pengasuhan anak.
Dengan biaya US$3.500 sampai US$10.000 atau Rp33 juta sampai Rp96 juta, pasangan yang ingin bercerai cukup meluangkan waktu menginap tiga hari selama akhir pekan. Asal masing-masing sudah sepakat berpisah, saat check out dijamin sudah resmi cerai.
Selama tiga hari menginap, pasangan akan ditempatkan di ruang tidur terpisah. Namun, ada ruang mediasi yang akan mempertemukan keduanya setiap saat, seperti dikutip Daily Mail.
"Mereka yang mengambil program ini juga akan mendapat pelayan khusus yang tak akan pernah menyapa dengan salam 'Semoga akhir pekan menyenangkan' atau 'Semoga liburan menyenangkan di sini'. Mereka yang ingin cerai tentu tak suka kata-kata ini," kata Halfens.
Seorang pria asal Belanda yang enggan mengungkap identitasnya, merasakan betul kemudahan yang ditawarkan 'Divorce Hotel'. Hanya dalam tiga hari urusannya beres, tidak seperti perceraiannya pertama yang menguras harta dan pikiran selama berbulan-bulan.
"Banyak yang buang waktu dengan pengacara perceraian dan makelar, tapi tidak berhasil cerai," kata Halfens. "Menurut kami perceraian adalah peristiwa penting dan kami menanganinya sangat serius."
Di tengah potensi menggiurkan bisnis ini, Halfens telah menerima pinangan kerja sama dari sejumlah hotel di New York dan Los Angeles. Dan, segera merayap ke Italia, Inggris and Jerman. Di Amerika Serikat, programnya bahkan dilirik untuk tayangan reality show.
'Divorce Hotel' nama program itu. Sejak diluncurkan di 20 hotel di Belanda, program ini telah menarik minat 17 pasangan bermasalah. Sebanyak 16 pasangan berhasil menggenggam surat cerai setelah menginap selama tiga hari. Hanya satu pasangan yang gagal.
Jim Halfens, penggagas program ini, mengatakan, semua proses perceraian melibatkan tim profesional yang terdiri dari psikolog dan pakar hukum. Mulai dari penyelesaikan harta gono-gini, hak asuh anak, hingga penentuan biaya bulanan pengasuhan anak.
Dengan biaya US$3.500 sampai US$10.000 atau Rp33 juta sampai Rp96 juta, pasangan yang ingin bercerai cukup meluangkan waktu menginap tiga hari selama akhir pekan. Asal masing-masing sudah sepakat berpisah, saat check out dijamin sudah resmi cerai.
Selama tiga hari menginap, pasangan akan ditempatkan di ruang tidur terpisah. Namun, ada ruang mediasi yang akan mempertemukan keduanya setiap saat, seperti dikutip Daily Mail.
"Mereka yang mengambil program ini juga akan mendapat pelayan khusus yang tak akan pernah menyapa dengan salam 'Semoga akhir pekan menyenangkan' atau 'Semoga liburan menyenangkan di sini'. Mereka yang ingin cerai tentu tak suka kata-kata ini," kata Halfens.
Seorang pria asal Belanda yang enggan mengungkap identitasnya, merasakan betul kemudahan yang ditawarkan 'Divorce Hotel'. Hanya dalam tiga hari urusannya beres, tidak seperti perceraiannya pertama yang menguras harta dan pikiran selama berbulan-bulan.
"Banyak yang buang waktu dengan pengacara perceraian dan makelar, tapi tidak berhasil cerai," kata Halfens. "Menurut kami perceraian adalah peristiwa penting dan kami menanganinya sangat serius."
Di tengah potensi menggiurkan bisnis ini, Halfens telah menerima pinangan kerja sama dari sejumlah hotel di New York dan Los Angeles. Dan, segera merayap ke Italia, Inggris and Jerman. Di Amerika Serikat, programnya bahkan dilirik untuk tayangan reality show.